“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikatnya bersholawat atas Nabi; hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah untuk Nabi dan ucapkan s a l a m dengan penghormatan kepadanya”.(QS Al-Ahzab 33:56) Berdasarkan fiman Allah seperti tersebut diatas, kita sebagai umat Islam diperintahkan untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Pada saat ini kita mengenal beberapa jenis kalimat sholawat yang dibuat oleh para Ulama, sesuai dengan keyakinan dan ajaran alirannya masing-masing, diantaranya adalah sebagai berikut : “Semoga Allah memberi sholawat atas Nabi kita, “Muhammad” dan atas “Keluarga” serta Sahabat-sahabatnya”. “Dan berikanlah rahmat Allah dan salam Allah atas Nabinya “Muhammad” dan atas keluarganya dan sahabatnya”. “Ya Allah” berilah rahmat dan sejahtera atas penghulu Nabi kami Muhammad Rosulullah”. Dalam dunia kaum Ma'rifatullah, terdapat sebuah hadits yang cukup terkenal, yaitu : “Dia (Allah) berada dalam qolbu hambanya yang beriman”. (Al Hadits) Qolbu yang tersebut dalam hadits Nabi di atas oleh kaum Ma’rifatullah dinamakan : Mahligai–Nya, AllahKeraton-Nya, AllahIstana-Nya, AllahMasjid-Nya AllahRumah-Nya, Allah “Qolbu” itu disebut juga “Induknya Rasa” dan juga disebut “Babuning Roh atau Rohul Qudus atau Hu”. Induknya Rasa atau “Rasanya Allah“ sama dengan Rasa Hakekat Muhammad. Sedangkan Babuning Roh itu sama dengan “Hakekat Muhammad” juga. Jadi “Rasa Allah” (Rosulullah) adalah Hakekat Muhammad yaitu “Hakekat Rosul Allah”. Jadi kesimpulannya adalah bahwa Qolbu itu adalah “Muhammad” sebagai makhluk pertama yang Allah ciptakan dari Diri-Nya sendiri atau disebut juga dengan “Sifatullah” atau “Nurullah” atau Jauhar Awal (Cahaya Pertama) atau Hu, yaitu “Hakekat Muhammad”. Bermula manusia (Muhammad) itu rahasia-Ku dan Aku adalah rahasianya dan rahasia-Ku adalah sifat-Ku dan sifat-Ku tidak lain adalah Aku. ( Hadits Qudsi )“ Aku (muhammad) berasal dari Allah dan Alam ini bersal dari Aku (Muhammad). ( Hadits Qudsi ) Telah datang akan kamu dari pada Allah itu “NUR”. (yaitu Nabi kita Muhammad SAW). (QS An-Nisa 4:174) “…………. Dan dia (Hu) bersama kamu dimana saja kamu berada” (atau jika sudah menjadi insan yang suci, Dia selalu bersamamu). (QS Al-Mujadilah 58 : 7) “…………. Kami lebih dekat denganmu, dibanding leher dan urat lehermu”. (QS Qaf 50:16) TUJUAN BERSHOLAWAT. Tujuan bersholawat dan mengucapkan salam atas Nabi Muhammad SAW, atas keluarganya, serta sahabat-sahabatnya, terbagi atas 2 (dua) pendapat yang dapat diartikan secara Syariat dan secara Hakikat yaitu : Secara Syariat.Umat Islam bersholawat dan mengucapkan salam atas Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan atas sahabat-sahabatnya, secara terperinci ditujukan kepada: a. Rosul dan Nabi Muhammad bin Abdulah yaitu insan yang dibersihkan dan disucikan oleh Allah SWT. Dan diangkat sebagai Nabi dan Rosul terakhir yang sekarang sudah tidak ada lagi (wafat). b. Keluarga Muhammad SAW yaitu : “Anak–istri-Ibu-Bapak-saudara dan famili yang terdekat. ( Mungkin juga termasuk pamannya yang bernama Abu Jahal yang selalu menjadi rintangan tugas Nabi ).Kesemuanya itu sudah tidak ada lagi (wafat). c. Para sahabat-sahabatnya yaitu yang diamksud : Abubakar r.a. – Umar – Usman r.a ‘Ali r.a. dsb. Ini pun keseluruhanya sudah tidak ada lagi. (wafat) Secara Hakekat. Umat Islam yang sudah menguasai ilmu syariat, Hakikat, Tarekat dan Ma’rifat juga bersholawat dan mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi mereka bersholawat bukan ditujukan kepada Nabi Muhammad bin Abdullah, juga tidak ditujukan kepada para keluarga dan para sahabat Nabi, tapi ditujukan khusus kepada: “Nabi Muhammad selaku Hakekat Rosul Allah, sebagai makhluk yang pertama kali diciptakan, makhluk yang tercinta dan termulia sesudah Allah, sebagai Rosul awal dan akhir yang diberi rahmat untuk semesta alam. (Ini pun tergantung sampai dimana tingkatan ilmu dan terbukanya hijab yang pernah dianugrahi Allah kepada hamba-hamba-Nya). “ Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang diantara kamu, tetapi ia adalah utusan Allah dan penghabisan semua Nabi”.(QS Al-Ahzab 33:40) “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ditengah-tengah kamu ada Rasul Allah “. ( QS Al Hujurot 49 :7 ) “ Orang-orang yang telah Kami beri Al Kitab ( Kitab Yang Bercahaya ), mengenalnya ( Nur Muhammad ) seperti mengenal anak-anak mereka sendiri dan sesungguhnya segolongan diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahuinya “. ( QS Al Baqoroh 2 : 146 ) lihat juga QS Al An’am 6 : 20. “Tugas Ku selesai setelah kiamat” (Hadits) Disamping ditujukan khusus kepada Hakekat Muhammad ketika membaca sholawat, ada juga sebagian kaum Ma’rifatullah menyebutkan keluarga dan sahabat-sahabatnya Nabi dalam arti secara hakekat pula yaitu: a. Yang dimaksud “Keluarga Muhammad” adalah mereka yang pernah mengenal kepada “Hakekat Muhammad” yaitu yang pernah ma’rifat kepada Dzat & Sifat Allah. b. Yang dimaksud dengan para sahabat-sahabat Muhammad yaitu: mereka yang pernah Allah tunjukan jalan yang lurus; apakah mereka sudah sampai atau belum (tahap ma’rifat kepada Hakekat Rosul Muhammad atau disebut ma’rifat kepada Dzat dan sifat Allah). Hal ini tergantung dari keuletan, ketakwaan, keikhlasan, dan keimanan dalam menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar yang diridhoi Allah, sesuai dengan ajaran agama Islam. “Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu (Muhammad) keluar menemui mereka, sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS Al-Hujarat 49:5). (Bahagialah mereka jika mereka bersabar sampai Hakekat Muhammad menampakan dirinya). Umat Islam yang sudah sampai ke martabat Ma’rifatullah, selalu bersholawat kepada Nabi karena perintah Allah dalam Al Qur’an, dengan tidak menuntut imbalan jasa atau pahala. a. “Bahagialah orang yang bertemu dan mengenal Aku dan beriman kepada-ku”. (Mereka sudah mencapai derajat Isbatul yakin kepada Hakekat Muhammad). b. “Bahagialah, orang yang tidak bertemu aku, tapi bertemu dengan orang yang mengenal kepada-ku (ma’rifat) dan beriman kepada-ku”.Mereka baru mencapai derajat ilmul yakin terhadap adanya Hakekat Muhammad dalam dirinya sesuai dengan ajaran Islam (ilmu) yang diterima dari guru mursyidnya yaitu guru yang pernah bertemu dan mengenal Hakekat Muhammad. Mereka sudah dapat dianggap sebagai para “sahabat Nabi Muhammad” dan apabila mereka tekun dalam menjalankan “tarekat”, dan lebih bersabar serta lebih mencintai Allah dan Rosul-Nya, Insya Allah dapat meningkat dari “sahabat” menjadi “Keluarga” Nabi Muhammad. c. “Bahagialah, orang yang tidak bertemu dengan aku dan juga tidak mengenal dengan orang yang mengenal kepada-ku (ma’rifat), tapi beriman kepada ku. Mereka yang tidak bertemu dengan hakekat Muhammad dan juga tidak bertemu dengan orang yang mengenal Hakekat Muhammad (ma’rifat), sehingga tidak dapat “Berguru” kepadanya, tetapi beriman kepada Muhammad dan berguru kepada Ulama Syariat dan bisa mendapat ilmu dari hasil membaca buku yang dikarang oleh para “Ulama” besar, mereka berarti sudah percaya menurut kabar adanya Hakekat Muhammad pada dirinya sendiri. Pada tahapan tersebut, mereka sudah termasuk umat Muhammad dan mudah-mudahan dengan izin Allah, dibukakan hijab yang menjadi penghalang Qolbu sehingga lamabat laun semoga Allah memberikan atau memancarkan Nurrun Ala Nurrin dan meningkat menjadi insan atau sahabat Hakekat Muhammad. “Rasa Allah” itulah Rasa Muhammad, itulah induknya Rasa atau disebut “Hakekat Muhammad” induknya rasa yang bersih dan suci disebut “Qolbu mu’min” yang menjadi mahligai Allah. Induk Rasa (Hakekat Muhammad) itu terbagi atas 2 kategori:Terdiri dari 5 (lima) rasa lahir dan 1 (satu) rasa lahir batin yang mencangkup kelima rasa tersebut tadi. Jadi jumlahnya ada 6 (enam) rasa. Rasa ke 1 : Nyatanya dibadan kita yaitu rasa jasad, Rosulnya Adam a.s. dan sahabat Rosulnya “Adam Kholifatullah” Rasa ke 2 : Nyatanya dibadan kita yaitu rasa pendengaran /kuping, Rosulnya Ibrahim a.s dan sahabat Rosulnya “Ibrahim Habibullah” Rasa ke 3 : Nyatanya dibadan kita yaitu rasa penglihatan / mata, Rosulnya Daud a.s dan sahabat Rosulnya “Daud Kholilullah” Rasa ke 4 “: Nyatanya dibadan kita yaitu rasa mulut/lidah, Rosulnya Musa a.s dan sahabat Rosulnya “ Musa Kalamullah” Rasa ke 5 : Nyatanya dibadan kita yaitu rasa mencium atai hidung, Rosulnya Isa a.s dan sahabat Rosulnya “Isa Rohullah” Rasa ke 6 : Nyatanya dibadan kita yaitu rasa Qolbu, rasa lahir batin yang mencakup kelima (5) rasa tersebut diatas atau disebut “Hakekat Muhammad” atau “Rosul/Rasa Allah”Rosulnya Muhammad Saw. Dan sahabat Rosulnya “Muhammad Rosulullah”. Dengan adanya keterangan / penjelasan tersebut diatas, semoga pembaca sudah dapat menangkap atau sudah dapat menerima bahwa yang dianggap Hakekat “Keluarga” dari Hakekat Muhammad itu adalah para Rosul dan para Nabi. Para Nabi itu adalah bersaudara seayah dan seibu, syareatnya berbeda-beda, sedangkan asal dan pokok agamanya satu ( Hadits ). Adapun yang dimaksud “ Sahabat-sahabat “dari Hakekat Muhammad itu adalah “Insan yang benar-benar beriman dan sedang menjalankan Sabilillah, berusaha mencapai tingkat tinggi, hingga diberi anugerah Allah untuk dapat ma’rifat (bertemu, melihat dan mengenal) dengan Hakekat Muhammad atau disebut “Sifatullah” atau “Hakekat Syahadat”. Dimana ada sifat disitu ada Dzat. Dimana ada Muhammad disitu ada Allah. Merekalah yang dianugerahi Ilmu Laduni yaitu “NURRUN ALA NURRIN” (ma’rifatullah). |