Tombo Ati

Tombo ati iku limo perkarane
kaping pisan moco Qur’an lan maknane
kaping pindho sholat wengi lakonono
kaping telu wong kang sholeh kumpulono
kaping papat kudu weteng ingkang luwe
kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
salah sawijine sopo biso ngelakoni
mugi-mugi Gusti Allah nyembadani

Dari pengeras suara di sebuah masjid terdengar sebuah lagu yang sudah akrab ditelinga penduduk desa. Lagu itu melantun bening, memantul dan bergaung, mengisi seluruh pelosok desa. “Tombo ati” sebuah senandung klasik bagi orang Jawa di pedesaan khususnya di kalangan pesantren. Lagu tersebut dilantunkan sehabis adzan menunggu pelaksanaan sholat berjamaah

Mereka sudah biasa mendengarkan lagu itu tetapi hingga saat ini mungkin tak banyak orang tahu siapa sebenarnya pembuat syair “Tombo ati” itu. Mungkin penciptanya adalah seorang yang berilmu tinggi (ulama) sehingga bisa merangkai sedemikian rupa – sederhana, mudah dicerna, mudah diingat dan berirama. Ada yang beranggapan bahwa syair itu diciptakan oleh Sunan Kalijaga saat beliau menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, ada juga yang menyebutkan lagu itu digubah oleh Sunan Bonang, salah satu Wali Songo yang banyak berdakwah melaui kebudayaan, kemudian ada yang berpendapat bahwa lagu tersebut diciptakan oleh Kyai Bisri salah seorang ulama Nahdliyin.

Seorang guru besar dari Universitas Islam Indonesia, Mahfud MD, pada bulan April 2007 beliau mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Timur Tengah. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah makam Imam Nawawi. Beliau menyempatkan diri untuk bertanya pada pemandu tentang lima obat hati karena sebelumnya beliau pernah mendengar bahwa lima obat hati itu sebenarnya ditulis dalam kitab Tibyaan, karya Imam Nawawi. Penjelasan yang didapat adalah bahwa lima obat hati adalah benar ada dalam kitab karya Imam Nawawi. Berikut adalah komparasi syair tersebut dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia :

Khamsun hunna dawaul qaib (Ada lima hal yang bisa menjadi obat hati)

Qiraaatul quran ( Membaca Quran dan maknanya)

Wa qiyamul lail (dan melakukan sholat malam (tahajjud))

Wa majaalisatus shalihien (dan selalu berkumpul dengan orang yang baik )

Wa ikhlaaul baathin (dan menahan lapar (berpuasa))

Wa tadharruindas shabaah (dan berdzikir menjelang subuh)

“Tombo Ati” atau “Obat Hati”, sebuah syair sederhana tetapi sungguh berat maknanya. Bahkan hampir menjadi sebuah persoalan sulit untuk bisa diwujudkan dalam kehidupan kita di jaman ini.

sumber : http://blog.360.yahoo.com/blog-wtndjsUheq.7LbRXc8VdgeDFnYA-?cq=1&p=1125