KIDUNG SUNYA RATRI

--- Pakar Dukun <pakar_dukun@ yahoo.com> wrote:

> memuji paduka sang kasih sang pengasih..,
> si haus mengharap sejuk..,
> adalah luka meninggalkan pedih..,
> dan seperti juga kata mereka..,
> kekasih jiwa..,
> luka..,
> dikenali sebagai luka..,
> karena pedih yang ditinggalkannya. .,
> dan pedihnya sebuah luka..,
> adalah seperti heningnya sebuah malam..
>
>
> pd
> kuburan kalibata
> hanggara manis (selasa legi), 10 sela 1940, 20th
> november 2007

sumber : republik_guyub_rukun@yahoogroups.com

comment:

yang memuji adalah yang dipuji
yang mengharap sesungguhnya di harap
kekasih saling mengenali kekasihnya
jika luka siapa yang mengobati?
obatnya adalah dia yang dirindu
dia yang diharap
dan matilah sebelum mati
sepertinya matinya waktu
di tengah keheningan malam
ketika poros2 yang berputar
berhenti sejenak
dua kekasih saling menatap
roro atunggal
tak diketahui lagi
mana kekasih mana pengasih
mana yang dirindu mana yang merindu
tidak beda lagi
manakala kita berpikir memasuki masjid
lewat pintu yang mana?
saat sudah melewati pintu dan di dalam masjid
sudah lupa pintunya
dan bentuk masjidnya
karena sudah tidak dipisahkan
antara perindu dan yang merindu
pengabdi dan yang di abdi
manunggal ....
ini bukan penyatuan bentuk
ato penyatuan waktu
ato penyatuan wujud
karena berpikir bentuk
berpikir wujud
berpikir waktu
adalah 'luka'