"Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak" (Ar-Rahman: 37)





















Tawassul

Yaa sayyid as-Saadaat wa Nuur al-Mawjuudaat, yaa man huwaal-malja’u liman massahu dhaymun wa ghammun wa alam.Yaa Aqrab al-wasaa’ili ila-Allahi ta’aalaa wa yaa Aqwal mustanad, attawasalu ilaa janaabika-l-a‘zham bi-hadzihi-s-saadaati, wa ahlillaah, wa Ahli Baytika-l-Kiraam, li daf’i dhurrin laa yudfa’u illaa bi wasithatik, wa raf’i dhaymin laa yurfa’u illaa bi-dalaalatik, bi Sayyidii wa Mawlay, yaa Sayyidi, yaa Rasuulallaah:

(1) Nabi Muhammad ibn Abd Allah Salla Allahu ’alayhi wa alihi wa sallam
(2) Abu Bakr as-Siddiq radiya-l-Lahu ’anh
(3) Salman al-Farsi radiya-l-Lahu ’anh
(4) Qassim ibn Muhammad ibn Abu Bakr qaddasa-l-Lahu sirrah
(5) Ja’far as-Sadiq alayhi-s-salam
(6) Tayfur Abu Yazid al-Bistami radiya-l-Lahu ’anh
(7) Abul Hassan ’Ali al-Kharqani qaddasa-l-Lahu sirrah
(8) Abu ’Ali al-Farmadi qaddasa-l-Lahu sirrah
(9) Abu Ya’qub Yusuf al-Hamadani qaddasa-l-Lahu sirrah
(10) Abul Abbas al-Khidr alayhi-s-salam
(11) Abdul Khaliq al-Ghujdawani qaddasa-l-Lahu sirrah
(12) ’Arif ar-Riwakri qaddasa-l-Lahu sirrah
(13) Khwaja Mahmoud al-Anjir al-Faghnawi qaddasa-l-Lahu sirrah
(14) ’Ali ar-Ramitani qaddasa-l-Lahu sirrah
(15) Muhammad Baba as-Samasi qaddasa-l-Lahu sirrah
(16) as-Sayyid Amir Kulal qaddasa-l-Lahu sirrah
(17) Muhammad Bahaa’uddin Shah Naqshband qaddasa-l-Lahu sirrah
(18) ‘Ala’uddin al-Bukhari al-Attar qaddasa-l-Lahu sirrah
(19) Ya’quub al-Charkhi qaddasa-l-Lahu sirrah
(20) Ubaydullah al-Ahrar qaddasa-l-Lahu sirrah
(21) Muhammad az-Zahid qaddasa-l-Lahu sirrah
(22) Darwish Muhammad qaddasa-l-Lahu sirrah
(23) Muhammad Khwaja al-Amkanaki qaddasa-l-Lahu sirrah
(24) Muhammad al-Baqi bi-l-Lah qaddasa-l-Lahu sirrah
(25) Ahmad al-Faruqi as-Sirhindi qaddasa-l-Lahu sirrah
(26) Muhammad al-Ma’sum qaddasa-l-Lahu sirrah
(27) Muhammad Sayfuddin al-Faruqi al-Mujaddidi qaddasa-l-Lahu sirrah
(28) as-Sayyid Nur Muhammad al-Badawani qaddasa-l-Lahu sirrah
(29) Shamsuddin Habib Allah qaddasa-l-Lahu sirrah
(30) ‘Abdullah ad-Dahlawi qaddasa-l-Lahu sirrah
(31) Syekh Khalid al-Baghdadi qaddasa-l-Lahu sirrah
(32) Syekh Ismaa’il Muhammad ash-Shirwani qaddasa-l-Lahu sirrah
(33) Khas Muhammad Shirwani qaddasa-l-Lahu sirrah
(34) Syekh Muhammad Effendi al-Yaraghi qaddasa-l-Lahu sirrah
(35) Sayyid Jamaaluddiin al-Ghumuuqi al-Husayni qaddasa-l-Lahu sirrah
(36) Abuu Ahmad as-Sughuuri qaddasa-l-Lahu sirrah
(37) Abuu Muhammad al-Madanii qaddasa-l-Lahu sirrah
(38) Sayyidina Syekh Syarafuddin ad-Daghestani qaddasa-l-Lahu sirrah
(39) Sayyidina wa Mawlaana Sultan al-Awliya Sayyidi Syekh ‘Abd Allaah al-Fa’iz ad-Daghestani qaddasa-l-Lahu sirrah
(40) Sayyidina wa Mawlaana Sultan al-Awliya Sayyidi Syekh Muhammad Nazhim al-Haqqaani qaddasa-l-Lahu sirrah

Syahaamatu Fardaani
Yuusuf ash-Shiddiiq
‘Abdur Ra’uuf al-Yamaani
Imaamul ‘Arifin Amaanul Haqq
Lisaanul Mutakallimiin ‘Aunullaah as-Sakhaawii
Aarif at-Tayyaar al-Ma’ruuf bi-Mulhaan
Burhaanul Kuramaa’ Ghawtsul Anaam
Yaa Shaahibaz Zaman Sayyidanaa Mahdi Alaihis Salaam 
wa yaa Shahibal `Unshur Sayyidanaa Khidr Alaihis Salaam

Yaa Budalla
Yaa Nujaba
Yaa Nuqaba
Yaa Awtad
Yaa Akhyar
Yaa A’Immatal Arba’a
Yaa Malaaikatu fi samaawaati wal ardh
Yaa Awliya Allaah
Yaa Saadaat an-Naqsybandi

Rijaalallaah a’inunna bi’aunillaah waquunuu ‘awnallana bi-Llah, ahsa nahdha bi-fadhlillah .
Al-Faatihah













































Mawlana Shaykh Qabbani

www.nurmuhammad.com |

 As-Sayed Nurjan MirAhmadi

 

 

 
NEW info Kunjungan Syekh Hisyam Kabbani ke Indonesia

More Mawlana's Visitting











Durood / Salawat Shareef Collection

More...
Attach...
Audio...
Info...
Academy...
أفضل الصلوات على سيد السادات للنبهاني.doc.rar (Download Afdhal Al Shalawat ala Sayyid Al Saadah)
كنوز الاسرار فى الصلاة على النبي المختار وعلى آله الأبرار.rar (Download Kunuz Al Asror)
كيفية الوصول لرؤية سيدنا الرسول محمد صلى الله عليه وسلم (Download Kaifiyyah Al Wushul li ru'yah Al Rasul)
Download Dalail Khayrat in pdf





















C E R M I N * R A H S A * E L I N G * W A S P A D A

Kamis, 12 Maret 2009

CUPU MANIK ASTAGINA

Source Link : http://ibnusholeh.multiply.com/

AJARAN SUNAN KALIJAGA TENTANG CUPU MANIK ASTAGINA

Salah satu peninggalan dari nenek moyang kita, yang perlu diuraikan agar menjadi pedoman hidup menuju masyarakat yang sejahtera adalah Asta-brata. Asta artinya delapan, brata artinya tindakan. Jadi, Asta-brata dapat diartikan sebagai delapan macam tindakan. Asta-brata ini diambil dari inti sari wasiat Cupu Manik Asta Gina, atau pegangan hokum bagi para dewa. Konon dengan berpegang pada hokum ini, para dewa dapat memimpin umat manusia menuju kesejahteraan dan kedamaian.

Kalau setiap orang, terutama para pemimpin, berpegang pada asta-brata, maka masyarakat yang sejahtera tidak mustahil terwujud di bumi ini. Adapun asta-brata secara mudah dan jelas digambarkan atau diwujudkan dalam rupa :

1. Wanita: wanita,

2. Garwa; jodoh

3. Wisma : rumah

4. Turangga : kuda tunggangan

5. Curiga : keris, atau senjata

6. Kukila : burung berkutut

7. Waranggana : ronggeng- penari wanita

8. Pradangga : gamelan-bebunyian berirama

Orang atau pemimpin yang utama harus memiliki (mengalami) delapan hal tersebut diatas.Banyak orang yang salah paham, berusaha mempunyai delapan rupa tersebut dalam wujud sebenarnya. Hal demikian ini takkan terwujud. Sesungguhnya delapan hal tersebut sekadar kiasan, dan bukan berarti setiap orang harus memiliki barangnya, tetapi memiliki atau mengalami arti dan wangsitnya.

Wanita, artinya seorang perempuan, yang elok dan cantik, siapapun yang melihat pasti ingin memilikinya. Maka yang dimaksud dengan wanita ini adalah suatu keindahan, sebuah cita-cita yang tinggi. Agar cita-cita itu dapat tercapai, maka orang perlu berusaha sekuat tenaga, belajar, tirakat dan sebagainnya, sebagaimana seorang pemuda yang ingin menggaet dan memiliki gadis cantik.

Garwa, artinya jodoh, suami istri, yang sehati. Garwo sering diartikan sigaraning nyawa, belahan jiwa, jiwa satu dibelah dua atau dua badan satu nyawa. Jadi garwa mengandung arti bahwa setiap orang harus dapat menyesuaikan diri, bisa bergaul dengan siapapun, semua orang dianggap sebagai kawan, hidup rukun dan damai, mencintai sesama, tidak membeda-bedakan orang. Semuanya dianggap sebagai garwa, teman sehidup semati.

Wisma, artinya rumah. Rumah adalah tempat berlindung memiliki ruangan yang luas berpetak-petak untuk menyimpan aneka macam barang. Semuannya dapat dimasukkan kedalam rumah. Demikianlah, setiap orang hendaknya bersifat rumah, yakni dapat menerima siapapun dan membutuhkan perlindungan, sanggup menyimpan dan mengatur segala sesuatu, pun dapat mengeluarkan pikiran dan bertindak bijaksana dan teratur menurut tempat, waktu dan kedaannya.

Turangga, berarti kuda tunggangan, yang kuat dan bagus. Kuda tunggangan bisa berlari cepat, bisa berlari pelan, bisa berjalan sambil menari-nari. Sebaliknya kuda tunggangan juga bisa berlari cepat dengan arah yang tak menentu, bisa terguling kedalam jurang, tergantung orang yang memegang tali kekang. Demikian halnya diri: badan jasmaniah, panca indra dan nafsu kita merupakan kuda tunggangan. Sedangkan jiwa adalah pengendaranya. Bila jiwa dapat menguasai, mengatur dan mengekang diri, maka pergaulan hidup kita akan teratur dengan baik. Sebaliknya, bila jiwa tak dapat menguasai diri, maka hidup kita akan seperti kuda tunggangan yang liar, berlari kesana kemari dan akhirnya tergelincir.

Curiga, artinya keris, senjata tajam yang dipuja-puja. Maka perlulah tiap orang terutama para pemimpin memiliki persenjataan hidup yang lengkap, kepandaian, keuletan, ketangkasan dan lain-lain. Begitu pula pikiran harus tajam, mampu menebak dengan dengan tepat, agar dapat bertindak tepat pula untuk kebahagiaan masyarakat.

Kukila, artinya burung, burung berkutut yang dipelihara di Jawa, untuk didengarkan suaranya, yang merdu, enak didengar, menentramkan sanubari. Demikianlah, setiap kata yang keluar dari mulut hendaknya enak didengar, lemah lembut, menentramkan orang yang mendengarkannya. Setiap kata yang keluar harus tegas dan bersifat memperbaiki dan membangun, agar siapapun yang mendengar bisa terpikat dan mengindahkannya.

Waranggana, artinya tandak atau ronggen, untuk pandangan waktu menari. Pada zaman dewa-dewa, ini disebut Lenggot-bawa. Peraturannya seperti ini : seorang warangga menari di tengah kerumunan orang, bersama seorang lelaki yang ikut menari. Diempat penjuru ada penari laki-laki yang menari, seakan-akan ikut menggoda si waranggana agar memalingkan mukanya dari yang lelaki yang tengah menari.

Maknah gambaran di atas adalah: dalam usaha meraih cita-cita yang muliah ( waranggana), pasti akan banyak kita jumpai godaan yang mencoba menghalang-halangi pencapaian cita-cita tersebut.

Read more >>>>

Al Fatiha

 Print Halaman Ini

Selasa, 03 Maret 2009

Sepuluh Shalawat Agung

Source Link : http://almahmud.multiply.com/journal

Nah, sekarang saya mau memberikan beberapa bacaan yang terbukti ijabah dunia-akhirat, teruji ratusan tahun oleh para waliyullaah, para kyai, dan para 'ulama, termasuk panutan saya, al Mukarram KH Rosim al Fatih, Lc. pada musim haji beberapa waktu yang lalu. Kesepuluh shalawat ini, alhamdulillaah, sudah saya hafal.

Kalau ingin konsultasi lebih lanjut masalah ini, silakan hubungi saya.

Selamat mengamalkan!

1. Shalawat Awwalin

ﺍﻠﻠﻬﻡ ﺼﻞﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻷﻮﻠﻴﻥ٬ ﻮﺼﻞﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻷﺨﺭﻴﻦ٬ ﻮﺼﻞ ﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻠﻧﺒﻴﻴﻦ٬ ﻮﺼﻞ ﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻠﻤﺮﺴﻠﻴﻦ٬ ﻮﺼﻞﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻣﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻠﻣﻺ ﺍﻷﻋﻟﻰﺍﻠﻰ ﻴﻮﻢﺍﻟﺪ ﻴﻦ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat (rahmat) kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di kalangan orang-orang terdahulu, limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di kalangan orang-orang kemudian, limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di kalangan para nabi, limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di kalangan para rasul, limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di alam yang tinggi sampai hari kemudian.”

2. Shalawat Ummiy

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻋﺒﺪ ﻚ ﻮﻨﺒﻴﻚ ﻮﺮﺴﻮ ﻠﻚ ﺍﻠﻨﺒﻲﺍﻻﻤﻲ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, hamba-Mu, nabi-Mu, dan rasul-Mu, yang ummiy.”

3. Shalawat Munjiyat

ﺍﻠﻠﻬﻡ ﺼﻞﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪ ﻧﺎﻣﺤﻣﺪ٬ ﺼﻼﺓ ﺘﻨﺠﻴﻧﺎ ﺒﻬﺎ ﻤﻥ ﺠﻤﻴﻊ ﺍﻷﻫﻮﺍﻞ ﻮﺍﻻﻓﺎﺖ٬ ﻮﺘﻘﻀﻰ ﻠﻨﺎ ﺒﻬﺎ ﻤﻥ ﺠﻤﻴﻊﺍﻠﺤﺎﺠﺎﺖ٬ ﻮﺘﻄﻬﺭﻨﺎﺒﻬﺎ ﻤﻥ ﺠﻤﻴﻊ ﺍﻠﺴﻴﺌﺎﺖ٬ ﻮﺘﺭﻔﻌﻧﺎ ﺒﻬﺎﻋﻧﺪ ﻚﺍﻋﻠﻰﺍﻠﺪ ﺮﺟﺎﺖ٬ ﻮﺘﺒﻠﻐﻧﺎ ﺒﻬﺎ ﺍﻘﺼﻰ ﺍﻠﻐﺎﻴﺎﺕ٬ ﻤﻥ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻠﺨﻴﺮﺍﺕ ﻔﻰﺍﻠﺤﻴﺎﺓ ﻮﺒﻌﺪ ﺍﻠﻤﻤﺎ ﺕ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, suatu shalawat yang (barakah-nya) menyebabkan kami selamat dari semua ketakutan dan malapetaka, menunaikan semua hajat kami, menyucikan kami dari semua kejahatan, mengangkat kami ke derajat yang tinggi, dan menyampaikan semua cita-cita kami, berupa kebaikan dunia dan akhirat.”

4. Shalawat Nariyah

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺻﻠﻰ ﺻﻼﺓ ﻜﺎ ﻤﻠﺔ ﻮﺴﻠﻡ ﺴﻼﻤﺎ ﺘﺎ ﻤﺎ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪ ﻦ ﻤﺤﻤﺪ ﻦ ﺍﻠﺬ ﺘﻨﺤﻞ ﺒﻪ ﺍﻠﻌﻗﺪ٬ ﻮﺘﻨﻓﺮﺝ ﺒﻪ ﺍﻠﻜﺮﺐ٬ ﻮﺘﻗﻀﻰ ﺒﻪ ﺍﻠﺤﻮﺍﺌﺞ٬ ﻮﺘﻨﺎﻞ ﺒﻪ ﺍﻠﺮﻏﺎﺌﺐ٬ ﻮﺤﺴﻦ ﺍﻠﺨﻮﺍ ﺘﻢ ﻮﻴﺴﺘﺴﻗﻰ ﺍﻠﻐﻤﺎ ﻢ٬ ﺒﻮ ﺠﻬﻪ ﺍﻠﻜﺮﻴﻢ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻠﻪ ﻮﺼﺤﺒﻪ٬ ﻔﻰ ﻜﻞ ﻠﻤﺤﺔ ﻮﻨﻓﺲ٬ ﺒﻌﺪﺪ ﻜﻞ ﻤﻌﻠﻮﻢ ﻠﻚ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat yang sempurna dan kesejahteraan yang paripurna kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, (yang dengan barakah shalawat itu) dilepaskan semua ikatan, dilenyapkan segala kesusahan, ditunaikan segenap kebutuhan, diperoleh segala keinginan, dicapai akhir yang baik, diberikan minum dari awan (dengan) barakah wajahnya yang mulia, dan (juga) kepada keluarga dan sahabatnya, dalam setiap kejapan mata dan tarikan nafas, sebanyak pengetahuan yang Engkau miliki.”


5. Shalawat Ibrahimiyyah

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻜﻤﺎ ﺼﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﺇﺒﺮﻫﻴﻢ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﺇﺒﺮﻫﻴﻢ٬ ﻮﺒﺎﺮﻚ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻜﻤﺎ ﺒﺎﺮﻜﺖ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﺇﺒﺮﻫﻴﻢ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﺇﺒﺮﻫﻴﻢ٬ ﻔﻰ ﺍﻠﻌﺎ ﻠﻤﻴﻦ ﺍﻨﻚ ﺤﻤﻴﺪ ﻤﺠﻴﺪ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, dan kepada keluarga penghulu kami (Nabi) Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Ibrahim, dan kepada keluarga penghulu kami (Nabi) Ibrahim, dan barakahi-lah penghulu kami (Nabi) Muhammad, dan kepada keluarga penghulu kami (Nabi) Muhammad, sebagaimana Engkau mem-barakahi penghulu kami (Nabi) Ibrahim dan keluarga penghulu kami (Nabi) Ibrahim, di alam raya ini sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.”

6. Shalawat al Fatih

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻮﺴﻠﻢ ﻮﺒﺎﺮﻚ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪ ﻥ ﻤﺤﻤﺪ ﻥ ﺍﻠﻔﺎ ﺘﺢ ﻠﻤﺎ ﺃﻏﻠﻕ٬ ﻮﺍﻠﺨﺎﺘﻢ ﻠﻤﺎ ﺴﺑﻕ٬ ﻮﻨﺎﺻﺮﺍﻠﺤﻕ ﺒﺎﺍﻠﺤﻕ٬ ﻮﺍﻠﻬﺎﺪﻱ ﺍﻠﻰ ﺼﺮﺍﻄﻚ ﺍﻠﻤﺴﺘﻘﻴﻢ٬ ﻮﻋﻠﻰﺍﻠﻪ ﻮﺍﺻﺤﺎﺒﻪ ﺤﻖ ﻘﺪ ﺮﻩ ﻮﻤﻘﺪﺍﺮﻩ ﺍﻠﻌﻅﻴﻡ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat, kesejahteraan, keberkahan kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad; pembuka hal-hal yang terkunci; penutup perkara-perkara yang terdahulu; sang penolong kebenaran dengan kebenaran; dan penunjuk jalan kepada jalan-Mu yang lurus; dan (limpahkan pula) kepada keluarganya, para sahabatnya dengan sebenar-benar kedudukan dan tingkatannya yang agung.”

7. Shalawat Nuuril Abshar

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻄﺐ ﺍﻠﻗﻠﻮﺐ ﻮﺪﻮﺍﺌﻬﺎ٬ ﻮﻋﺎﻔﻴﺔ ﺍﻷﺒﺪﺍﻦ ﻮﺸﻓﺎﺌﻬﺎ٬ ﻮﻨﻮﺍﻷﺒﺼﺎﺮ ﻮﻀﻴﺎﺌﻬﺎ٬ ﻮﻋﻠﻰﺁﻠﻪ ﻮﺼﺤﺑﻪ ﻮﺴﻠﻢ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, kesembuhan semua hati dan obatnya, kesehatan semua badan dan kesehatannya, cahaya semua penglihatan dan sinarnya, dan (limpahkan pula) kepada keluarganya dan para sahabatnya dan (limpahkan pula) kesejahteran.”

8. Shalawat Nuuril Anwar

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﻨﻮﺮ ﺍﻷﻨﻮﺍﺮ٬ ﻮﺴﺮ ﺍﻷﺴﺮﺍﺮ٬ ﻮﺘﺮﻴﺎ ﻖ ﺍﻷﻏﻴﺎﺮ٬ ﻮﻤﻓﺘﺎﺡ ﺑﺎﺐ ﺍﻠﻴﺴﺮ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻮﻤﻮﻻﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ ﻥ ﺍﻠﻤﺨﺘﺎﺮ٬ ﻮﺁﻠﻪ ﺍﻷﻄﻬﺮ٬ ﻮﺍﺼﺤﺎ ﺑﻪ ﺍﻷﺨﻴﺎﺮﻋﺪﺪ ﻨﻌﻢ ﺍﷲ ﻮﺇﻔﻀﺎﻠﻪ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat kepada cahaya di antara segala cahaya, rahasia di antara segala rahasia, penawar duka, dan pembuka pintu kemudahan, junjungan dan pemimpin kami, sang insan pilihan, (juga kepada) keluarganya yang suci, para sahabatnya yang mulia, sebanyak nikmat Allaah dan anugerah Allaah.”

9. Shalawat Haji

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻮﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﺼﻼﺓ ﻮﺴﻼﻤﺎ ﺘﺒﻠﻐﻨﺎ ﺒﻬﻤﺎ ﺤﺞ ﺒﻴﺘﻚ ﺍﻠﺤﺮﺍﻢ٬ ﻮﺘﺮﻘﻨﺎ ﺒﻬﻤﺎ ﺰﻴﺎﺮﺓ ﻘﺒﺮ ﻨﺒﻴﻚ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻔﻀﻞ ﺍﻠﺼﻼﺓ ﻮﺍﺰﻜﻰﺍﻠﺴﻼﻢ٬ ﻔﻰﻠﻄﻒ٬ ﻮﻋﺎﻔﻴﺔ ﻮﺒﺮﻜﺔ٬ ﻮﺍﺴﺘﻗﺎﻤﺔ٬ ﻮﺒﻠﻮﻍﺍﻠﻤﺮﺍﻢ٬ ﻋﺪﺪ ﺨﻠﻗﻚ٬ ﻮﺮﻀﺄﻨﻓﺴﻚ٬ ﻮﺰﻨﺔﻋﺮﺸﻚ٬ ﻮﻤﺪﺍﺪﻜﻠﻤﺎﺘﻚ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat dan kesejahteraan kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, dan (limpahkan pula) kepada keluarga penghulu kami (Nabi) Muhammad, shalawat dan kesejahteraan (yang dengannya) Engkau menyampaikan kami dapat menunaikan haji ke Baitik al Haram, dan memberikan anugerah kepada kami dapat menziarahi Nabi-Mu, atasnya shalawat yang paling utama dan kesejahteraan yang paling suci, dalam kelembutan, kesehatan, keberkahan, ke-istiqamah-an, dan tercapai cita-cita, sejumlah ciptaan-Mu, sepenuh keridlaan-Mu, seberat ‘arsy-Mu, dan sebanyak tinta untuyk menulis kalimat-Mu.”

10. Shalawat Badawiyyah

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻮﺴﻠﻢ ﻮﺒﺎﺮﻚ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻮﻤﻮﻻﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ﺸﺠﺮﺓ ﺍﻷﺼﻞ ﺍﻠﻨﻮﺮﺍﻨﻴﺔ٬ ﻮﻠﻤﻌﺔ ﺍﻠﻗﺒﻀﺔ ﺍﻠﺮﺤﻤﺎﻨﻴﺔ٬ ﻮﺃﻔﻀﻞ ﺍﻠﺨﻠﻴﻗﺔ ﺍﻹﻨﺴﺎﻨﻴﺔ٬ ﻮﺃﺸﺮﻒ ﺍﻠﺼﻮﺮﺓ ﺍﻠﺠﺴﻤﺎﻨﻴﺔ٬ ﻮﻤﻌﺪﻦ ﺍﻷﺴﺮﺍﺮ ﺍﻠﺮﺒﺎﻨﻴﺔ٬ ﻮﺨﺰﺍﺌﻦ ﺍﻠﻌﻠﻮﻢ ﺍﻹﺼﻃﻓﺎﺌﻴﺔ٬ ﺼﺎﺤﺐ ﺍﻠﻗﺒﻀﺔ ﺍﻷﺼﻠﻴﺔ٬ ﻮﺍﻠﺒﻬﺠﺔ ﺍﻠﺴﻨﻴﺔ٬ ﻮﺍﻠﺮﺘﺒﺔ ﺍﻠﻌﻠﻴﺔ٬ ﻤﻦﺍﻨﺪﺮﺠﺔ ﺍﻠﻨﺒﻴﻮﻦ ﺘﺤﺖ ﻠﻮﺍﺌﻪ٬ ﻔﻬﻢﻤﻨﻪ ﻮﺇﻠﻴﻪ٬ ﻮﺼﻞ ﻮﺴﻠﻢ ﻮﺒﺎﺮﻚﻋﻠﻴﻪ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻠﻪ ﻮﺼﺒﻪ٬ ﻋﺪﺪ ﻤﺎ ﺨﻠﻗﺖ٬ ﻮﺮﺰﻘﺖ٬ ﻮﺃﻤﺖ٬ ﻮﺃﺤﻴﻴﺖ٬ ﺇﻠﻰﻴﻮﻢ ﺘﺒﻌﺚ ﻤﻦ ﺃﻔﻨﻴﺖ٬ ﻮﺴﻠﻢ ﺘﺴﻠﻴﻤﺎ ﻜﺘﻴﺮﺍ٬ ﻮﺍﻠﺤﻤﺪ ﷲ ﺮﺐ ﺍﻠﻌﺎﻠﻤﻴﻦ

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat, kesejahteraan, dan keberkahan kepada penghulu dan pemimpin (Nabi) Muhammad; pohon asal cahaya; cahaya genggaman Sang Rahman; insan paling utama; gambaran jasmani yang paling mulia; sumber rahasia-rahasia ke-Tuhan-an; khazanah ilmu-ilmu pilihan; pemilik genggaman kealian; keelokan yang luhur; derajat yang tinggi, yang semua Nabi berteduh di bawah panjinya, maka (para Nabi) mereka bersumber darinya dan akan menuju padanya; dan (limpahkanlah) shalawat, kesejahteraan, dan keberkahan kepadanya dan (limpahkan pula) kepada keluarganya; sebanyak jumlah makhluk yang Engkau ciptakan; yang Engkau berikan rizki; yang Engkau matikan; yang Engkau hidupkan; (hingga ketika) hari (di mana) Engkau bangkitkan mereka yang Engkau matikan sebelumnya; dan (limpahkanlah) kesejahteraan sebanyak-banyaknya; dan segala puji hanya bagi Allaah, Tuhan semesta alam.”

Read more >>>>

Al Fatiha

 Print Halaman Ini

Tawassul Seratus Wali

Source Link : http://almahmud.multiply.com/journal

Tawassul memang masih menjadi perdebatan di kalangan umat Islam. Namun saya memiliki pemahaman, bahwa tawassul dengan nama wali atau ulama berarti berwasilah dengan amal sholeh kita, yaitu mendoakan ruh para wali dan ulama tersebut.
Berikut ini adalah nama wali dan ulama yang saya bertawassul dengannya. Saya mengambilnya dari berbagai buku-buku islami, dan yang terbanyak adalah dari majalah Alkisah. Jika ada kesalahan nama, mohon koreksinya. Semoga bermanfaat. Wallhu a'lam bish-shawab.

1.

Ilaa hadl-dlratin nabiyyil mushthafa, Sayyidina wa Maulana wa Habibina wa Nabiyyina wa Rasulullahi Muhammadin SAW, wa aalihi, wa azwajihi, wa auladihi wa dzurriyatihi, wa ahlil baitihi, wa shahbihi ajma’in. Syai-ul lillahi lahumul fatihah


2.

Wa ilaa ruuhi minal anbiyaa-i, wal mursalina, wa auliyaa-i, wasy-syuhadaai, wa shalihin, wa shahabati, wat-tabbi’ina. Wa ilaa ruuhi abi bakriw, wa ‘umara, wa utsmaana, wa ‘aliyyiw wa ilaa baqiyyatil ’asyaratil mubasy-syarati bil jannah. Wa ilaa ruuhil hasani wal husaini, wa ummihima sayyidatinaa fathimataz-zahraa-i, wa sayyidatinaa khadijatal-kubraa, wa ilaa ‘Ali Asghar, wa ilaa ‘Ali Zainal Abidin, wa sayyidinaa hamzata, wal ‘abbaasi wasy-syuhadaail badriyyin wal uhudiyyiin, Wa ilaa jam’iyyatil malaaikatil muqarrabin. Syai-ul lillahi lahumul fatihah.


3.

Wa ilaa ruuhi khadliri, wa ilyaasa, wa sayyidina ‘abdillaahibni ‘abbas. Wa ilaa ruuhi arba’atil aimmatil mujtahidiina wa muqollidiihim fid diin. Wa ilaa ruuhi ‘ulamaail ‘aamiliina, wal qurraa-i, wa aimmatil hadiitsi, wal mufassiriina, wa saadaatinash-shuufiyatil muhaqqiqiin. Syai-ul lillahi lahumul fatihah.


4.

Wa ilaa ruuhi Kyai Kalipojipang al Blunyahi, wa ilaa ahlil baitihi, wa ilaa jam’iyyati ahlil kubur Blunyah Gede minal muslimin wal muslimat, wal mu’minin wal mu’minat. Syai-ul lillahi lahumul fatihah.


5.

Wa ilaa ruuhi jam’iyyatil ahlil kubur minal muslimin wal muslimat, wal mu’minin wal mu’minat min masyariqil ardli... Al Fatihah.


6.

Wa ilaa ruuhi Soekarno, wa ilaa Muhammad Hatta, wa jam’iyyati syuhada’ NKRI. Al Fatihah.


7.

Wa ilaa ruuhi Sayyidina Syaikhi Muhammad al Mahruqi shahibi Yasiin Fadlillah, wa ushuulihi, wa furuu’ihi, wa arba’ihi. Al Fatihah


8.

Wa ilaa ruuhi kulli waliyyin wa waliyyatin, ainamaa kaanuu wa kaanal kaa-i-nu fii ‘ilmika wa hallat ruuhuhum.

Wa ilaa ruuhil quthubir-rabbaniyyi wal ‘aarifish-shamadani Sayyidina Syaikhi ‘Abdil Qadiril Jailani qadasallahu sirrohu.


Wa ilaa ruuhi Sayyidina Syaikhi Ahmadal Badawiyyi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Ahmadar Rifa’i,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Ahmadabni ‘Alwaana,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Ibraahimad Dasuqi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Abil Thalibil Makiyyi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Abil Qosimil Junaidil Baghdadiyyi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Abu Hamid bin Muhammad al Ghazali.


Wa ilaa ruuhi Sayyidina Syaikhi Abil Hasan Asy-Syadzili,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Bahaiddinan Naqsyabandi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Abi ‘Abdullah Muhammadibni Sulaiman Al Jazuli,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Muhyiddiiniz-Zakariyya Yahyan-Nawawi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Abdurrahman bin ‘Ali ad Diba’i asy Syaibani az Zubaidi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Muhammad al ‘Azabi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Abdurrauf al Buthy,

wa ilaa Sayyidina Syaikh Muhammad al Bushiri,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim al Barzanji al Madani,

wa ilaal Habiibi ‘Abdullah bin ‘Alawy al Haddad,

wa ilaal Habiibi ‘Ali bin Muhammad bin Husain al Habsyi.


Wa ilaa ruuhi Sayyidina Syaikhi Nawawi al Bantani,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Subakir,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Muhammad Arsyad al Banjari,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Maulana Maghribi,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Bela-Belu,

wa ilaa Sayyidina Syaikhi Jumadil Kubro,

wa ilaa Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan,

wa ilaa Maulana Ishaq,

wa ilaa Habiib Maulana Malik Ibrahim Sunan Gresik,

wa ilaa Sunan Ampel,

wa ilaa Sunan Bonang,

wa ilaa Habiib Muhammad ‘Ainul Yaqin Sunan Giri,

wa ilaa Sunan Drajat,

wa ilaa Sunan Muria,

wa ilaa Sunan Kudus,

wa ilaa Sunan Kalijaga,

wa ilaa Sunan Gunungjati,

wa ilaa Sunan Tembayat,

wa ilaa Sunan Geseng,

wa ilaa Sunan Bintoro,

wa ilaa Sunan Wilis,

wa ilaa Sunan Manyuran,

wa ilaa Sunan Ngudung,

wa ilaa Sunan Bangkalan,

wa ilaa Sunan Kertayasa,

wa ilaa Sunan Malaka,

wa ilaa Sunan Kadilangu,

wa ilaa Maulana Hasanuddin Banten,

wa ilaa Panembahan Senopati,

wa ilaa Sultan Agung Hanyakrakusuma, wa ilaa ahlil baitihim.


Wa ilaa ruuhi Hadl-dlratu Syaikhi KH Muhammad Hasyim Asy’ari Jombang,

wa ilaa KH Cholil Bangkalan,

wa ilaa Kyai Saleh Darat Bergoto,

wa ilaa KH Ahmad Dahlan,

wa ilaa KH Abdul Malik Karim Amrullah,

wa ilaa KH Bisri Syamsuri,

wa ilaa KH Ridlwan Abdullah,

wa ilaa KH Ahmad Jazuli Utsman Ploso,

wa ilaa KH Abdul Wahab Hasbullah,

wa ilaa KH Bisri Musthofa,

wa ilaa KH As’ad Syamsul ‘Arifin,

wa ilaa KH Asnawi Kudus,

wa ilaa KH Mahrus ‘Ali,

wa ilaa KH Ma’shum Lasem,

wa ilaa Kyai Nur Iman Mlangi,

wa ilaa KH Ali Maksum,

wa ilaa KH Munawwir Krapyak,

wa ilaa KH Ahmad Siddiq,

wa ilaa KH Wahid Hasyim,

wa ilaa KH Cholil Bisri Rembang,

wa ilaa KH Marzuqi Dahlan Lirboyo,

wa ilaa KH Abdul Karim Lirboyo,

wa ilaa KH Mubasyir Mundzir Lirboyo,

wa ilaa KH Abdul Hamid Pasuruan,

wa ilaa KH Ahmad Umar Solo,

wa ilaa KH Abu Bakar Faqih,

wa ilaa KH Muchtar Syafa’at Abdul Ghafur Ploso Lor,

wa ilaa KH Ahmad Mujab Mahalliy,

wa ilaa KH Muhammad Syafi’i Hadzami,

wa ilaa KH Yusuf Hasyim,

wa ilaa KH Mufid Mas’ud Candi,

wa ilaa Syaikh KH Muhammad Abdul Malik bin Muhammad Ilyas Kedung Paruk,

wa ilaa Syaikh H.M. Zaini Abdul Ghani Martapura.


Wa ilaa ruuhil Syaikh al Faqih al Muqaddam Muhammad bin ‘Ali Ba’Alawi,

wa ilaa Syaikh Abu Bakar bin Salim,

wa ilaal Habiib Muhammad bin Alwi al Maliki al Hasani Makkah,

wa ilaal Habiib ‘Alwi bin ‘Ali al Habsyi,

wa ilaal Habiib Muhammad bin ‘Ali al Habsyi.


Wa ilaal Habiib Hasan bin Muhammad al Haddad,

wa ilaal Habiib ‘Ali bin Abdurrahman al Habsyi Kwitang,

wa ilaal Habiib ‘Alwi bin Muhammad bin Ahmad al Haddad Bogor,

wa ilaal Habiib ‘Umar bin Muhammad bin Hud al ‘Aththas Cipayung,

wa ilaal Habiib Sholeh bin Muhsin al Hamid Tanggul,

wa ilaal Habiib Usman bin Abdullah bin Yahya Jakarta,

wa ilaal Habiib Husain bin Abu Bakar Alaydrus Luar Batang,

wa ilaal Habiib Salim bin Ahmad bin Jindan,

wa ilaal Habiib ‘Ali bin Husain al ‘Aththas Bungur,

wa ilaal Habiib Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Aththas Sapura,


wa ilaal Habiib ‘Abdul Qodir bin Ahmad Bilfagih al ‘Alawy,

wa ilaal Habiib ‘Abdullah bin ‘Abdul Qodir Bilfagih,

wa ilaal Habiib Syech bin Ahmad bin Abdullah Bafaqih,

wa ilaal Habiib Muhammad bin Ahmad bin Abdullah Bafaqih,

wa ilaal Habiib Muhammad bin Idrus al Habsyi Surabaya,

wa ilaal Habiib Husain bin Muhammad bin Thohir al Haddad Jombang,

wa ilaal Habiib Husain bin Hadi bin Salim al Hamid Probolinggo,

wa ilaal Habiib Hasan bin Ahmad Baharun, Bangil,

wa ilaal Habiib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik,

wa ilaal Habiib Abdul Qadir bin ‘Alwi Assegaf Tuban,

wa ilaa Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban,

wa ilaal Habiib Hadi bin Abdullah al Hadar Banyuwangi,

wa ilaal Habiib Abdul Qadir bin Husain Assegaf Pasuruan,

wa ilaal Habiib Ja’far bin Syaikhon Assegaf Pasuruan,

wa ilaal Habiib Muhammad bin Husain Ba’abud Malang,

wa ilaal Habiib ‘Ali bin Muhammad bin Husain Ba’abud Malang,

wa ilaal Habiib Muhammad bin Husein Alaydrus,

wa ilaal Habiib Ahmad bin ‘Ali Bafaqih Kemusuk.


Wa ilaal Habiib Hasan bin Abdullah asy Syathiri,

wa ilaal Habiib Anis bin ‘Alwi bin ‘Ali al Habsyi,

wa ilaal Habiib Muhammad bin Syech bin Yahya Cirebon,

wa ilaal Habiib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf.

Syai-ul lillahi lahumul fatihah.

Read more >>>>

Al Fatiha

 Print Halaman Ini